Laman

Check This

Kamis, 07 Oktober 2021

Review Novel Agatha Christie: Murder on the Orient Express (Pembunuhan di Orient Express)

   

Tampak depan buku Agatha Christie "Murder on the Orient Express".

Haiii guys, kali ini aku mau review karya novelis favoritku, Agatha Christie. Agatha Christie dikenal sebagai ratu cerita misteri dikarenakan kepiawaiannya menulis cerita detektif. Aku membaca karya Agatha Christie untuk pertama kali saat duduk di bangku SMA. Saat itu aku meminjam novel Agatha Christie milik temanku yang berjudul Five Little Pigs. Semenjak itu, aku yang sebelumnya cuma “mengenal” nama Agatha Christie dari manga Detective Conan jadi suka banget sama karya Agatha Christie.

Beberapa karya Agatha Christie aku baca dengan bermodalkan pinjam punya teman, bahkan saat SMA aku pernah membaca novel yang tidak ada sampul plastiknya di salah satu toko buku hahaha jangan ditiru ya guys. Sekarang udah nggak gitu kok, udah sadar hehe. Novel Agatha Christie yang pertama aku beli berjudul “Murder on the Orient Express”. Aku beli novel ini karena teringat salah satu cerita di manga Detective Conan yang berlatar tempat kereta “Bell Tree Express”. Seingatku, cerita dengan latar tempat Bell Tree Express di manga Detective Conan itu terinspirasi dari karya Agatha Christie yang satu ini. Kayaknya aku kebanyakkan intro ya hahaha boleh di-skip intronya, langsung aja baca review novel ini cusss.... 

Aku menyisipkan sinopsis yang tertera di sampul belakang novel ini serta percakapan Poirot dengan korban yang ada pada intro novel ini.

Sinopsis:

Tepat setelah tengah malam, gumpalan salju menghentikan kereta Orient Express. Padahal saat itu kereta mewah tersebut sangat dipadati penumpang. Tetapi, begitu pagi tiba, mereka kekurangan satu penumpang. Dia tewas di dalam kompartemen, dengan belasan luka tusuk, dan pintunya terkunci dari dalam. Sebagai salah satu penumpang, Poirot berlomba dengan waktu untuk menemukan pelaku pembunuhan itu.

Intro:

"Saya mau dibunuh!"

Hercule Poirot menunggu sampai orang itu berkata lebih lanjut. "Saya butuh pertolongan Tuan. Untuk itu saya berani bayar dengan imbalan yang besar."

"Maaf, tapi saya tak bisa."

"Tuan tidak berani," orang asing itu menggeram. "Dua puluh ribu dolar saya rasa cukup."

Poirot bangkit dari kursinya. "Tuan tak mengerti," sahutnya menerangkan. "Kalau Tuan bersedia memaafkan saya secara pribadi, saya tak mau menangani perkara Tuan karena saya tak suka pada wajah Tuan."

Dalam enam jam, orang yang berbicara kepada Poirot itu meninggal. Kali ini Poirot diminta mencari pembunuhnya. Mengapa detektif yang lihai itu justru merasa bahagia karena ia telah menolak perkara yang dapat mencegah sebuah pembunuhan?

*****

Novel ini benar-benar fantastis! Itulah yang aku pikirkan setelah selesai membaca novel ini. Jujur, aku sempat bosan membaca awal cerita, dikarenakan terlalu banyak percakapan yang aku pikir nggak berhubungan dengan kasus pembunuhan ini, tapi ternyata aku salah. Pada awal novel ini, kita disajikan percakapan saat korban meminta Poirot untuk menolongnya, tetapi Poirot menolaknya dengan alasan ia tidak menyukai wajah korban. Alasan Poirot menolak permintaan korban sungguh di luar dugaanku, bahkan cenderung unik. Poirot menolak karena tidak menyukai wajah korban, hmm ada apa ya?

Pernyataan Poirot yang menolak permohonan perkara karena tidak menyukai wajah korban adalah salah satu hal yang membuat aku tertarik untuk lanjut membaca novel ini. Terlebih lagi aku suka banget sama kasus pembunuhan hahaha efek kebanyakkan baca cerita Detective Conan nih. Poirot, dengan dibantu Monsieur Buoc (direktur perusahaan kereta api Orient Express) serta dokter Constantine memulai penyelidikan mereka atas kasus ini dengan memeriksa penumpang gerbong. Saat pemeriksaan pertama, aku sempat geregetan karena aku merasa semua tersangka memiliki alibi yang kuat bahkan didukung keterangan dari tersangka lain. Bisa dibilang aku ikut frustrasi karena kesulitan menebak pelakunya huhu. Meski begitu, aku tetap yakin kalau tersangkanya ada di antara mereka yang diperiksa oleh Poirot. Spekulasi tentang orang luar yang melakukan pembunuhan itu memang terdengar masuk akal, tetapi jika dipikirkan baik-baik hal itu justru mencurigakan. Seluruh tersangka memiliki alibi yang kuat dan kini muncul dugaan bahwa pelaku merupakan orang luar? Biasanya hal-hal seperti ini hanyalah pengecoh agar menyesatkan penyidik. Kayaknya aku terlalu banyak baca manga Detective Conan sehingga gampang curiga kalau tersangka yang ada justru memiliki alibi kuat hahaha.

Saat pemeriksaan tersangka, hal yang membuatku sempat merinding adalah penjelasan dari beberapa tersangka yang mengatakan bahwa saat berada di koridor hendak kembali ke kompartemennya, mereka melihat sesosok perempuan yang mengenakan kimono merah tua melewati mereka, bahkan Poirot pun juga melihatnya. Akan tetapi, saat Poirot dan tim penyidik memeriksa siapakah perempuan yang dimaksud tersebut, anehnya tidak ada yang seperti itu di antara penumpang kereta. Aku yang memang dasarnya takut sama hal-hal gaib jadi agak takut membacanya hahaha. Kenapa aku takut? karena saat membaca bagian itu aku justru membayangkan sosok wanita berkimono merah yang ada di komik Ghost School hahaha. Meskipun sempat dibuat takut karena pikiranku soal hal gaib tersebut, aku tetap lanjut membacanya.

Sebenarnya kalau disimak baik-baik, ada beberapa keterangan dari para tersangka yang terkesan janggal. Kejanggalan-kejanggalan itulah yang buat aku jadi curiga sana-sini terhadap para tersangka yang ada, malah pusing sendiri. Aku tekankan, ketika kalian membaca cerita detektif terutama pada kasus pembunuhan, kejelian soal cerita dan alibi para tersangka sangat diperlukan, setiap kata dan setiap tindakan sekecil apapun itu menjadi penting. Aku sendiri saat membaca “Murder on The Orient Express” benar-benar berusaha masuk ke dalam cerita, sayangnya aku tidak memiliki apa yang Poirot miliki sehingga salah dalam menebak kebenaran di balik kasus ini. Bagi kalian penggemar novel Agatha Christie pasti sudah mengetahui bagaimana cara kerja Poirot dalam memecahkan kasus. Berbeda dengan Holmes, Poirot tidak banyak melakukan aksi seperti mengamati jejak dengan kaca pembesar, menyamar menjadi orang lain, dan aksi lainnya. Dari beberapa buku, aku melihat kalau Poirot lebih mengandalkan sel otaknya serta pemahamannya akan sifat psikologis manusia dalam memecahkan suatu kasus, begitulah yang dilakukan Poirot dalam memecahkan kasus di Orient Express ini. 

Aku beritahu satu hal ke kalian yang belum membacanya yaitu jangan terkecoh! Percayalah, banyak orang yang gagal memecahkan kasus dikarenakan mereka terkecoh oleh hal lain dalam kasus tersebut. Jujur saja, pengecoh dalam kasus ini cukup banyak, bahkan salah satunya sudah aku sebutkan di tulisan ini hehe. Kalau kalian cukup jeli, kalian pasti bisa menebak mana pengecoh yang kumaksud. 

Oiya guys, Murder on The Orient Express ini salah satu cerita yang banyak disukai oleh penggemar Agatha Christie loh. Saat aku selesai membaca novel ini dan mengunggah perasaan kagumku akan jalan ceritanya di story Instagram, ternyata banyak temanku yang membalas story-ku. Mereka pernah membaca novelnya atau menonton filmnya (film Murder on The Orient Express rilis pada tahun 2017), mereka juga mengatakan bahwa jalan ceritanya benar-benar sulit ditebak dan tidak disangka, menarik. Kalau kalian berhasil menebak kebenaran di balik kasus ini sama dengan yang dipecahkan oleh Poirot, kalian luar biasa. Plot Twist-nya keren, menebak siapa pembunuhnya sudah sulit, apalagi menebak identitas asli masing-masing tersangka.

Aku beri dua jempol untuk “Murder on the Orient Express” ini, salah satu karya Agatha Christie favoritku selain “And Then There Were None”. Fyi, kedua karya Agatha Christie tersebut masuk dalam “The World’s Favourite Agatha Christie”, yakni 3 karya yang paling banyak di-vote oleh penggemar Agatha Christie di seluruh dunia sebagai karya favorit. Untuk lebih lengkapnya kalian bisa cek https://www.agathachristie.com/news/2015/worlds-favourite-christie yang membagikan hasil voting penggemar Agatha Christie di seluruh dunia untuk menentukan “The World’s Favourite” tadi. 

Fyi, aku menulis review ini udah dari 3 tahun yang lalu, tapi baru aku selesaikan sekarang karena waktu itu udah nulis tapi file-nya hilang huhu. Saat itu aku masih kurang bijak dalam menyimpan file-file penting, nggak aku backup tau-tau file-nya nggak bisa dibuka, terus malah hilang semua huhuhu maaf curhat. Oiya pembaca sekalian, aku mohon maaf kalau terdapat banyak kekurangan dalam review ini. Kritik dan saran bisa disampaikan di kolom komentar ya, aku sangat menghargai kritik dan saran yang pembaca berikan. Well“Murder on the Orient Express” adalah buku yang pertama kali aku review, aku perlu belajar lebih giat supaya bisa menulis review yang baik. Akhir kata, selamat membaca^^

 

Minggu, 27 September 2020

Masa Kecil Rentan Trauma

Apa yang terjadi di masa kanak-kanakmu bisa terbawa sampai kamu dewasa
Sumber Foto: http://allisondavismaxon.com/the-lingering-effects-of-childhood-trauma/

Haii guys, kali ini aku mau bahas suatu topik yang kerap terjadi di sekitar kita atau bahkan pada diri kita sendiri. Dari judulnya aja kalian pasti tau kan apa yang mau aku bahas? Yups, aku mau bahas tentang trauma.

Sebelum membahas lebih jauh tentang trauma, ada baiknya kalian mengetahui apa sih trauma itu? Dilansir dari laman ecmhc.org milik Early Childhood Mental Health Consultation, trauma adalah pengalaman emosional yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk melepaskan diri dari memori kejadian buruk di masa silam. Pengalaman traumatis ini dapat bersifat objektif maupun subjektif, baik itu karena kekerasan fisik, emosional, hingga kejadian yang mengancam nyawa.

Trauma bisa terjadi kepada siapa saja, tidak mengenal usia dan gender. Nah, di sini aku akan membahas tentang trauma masa kecil yang terjadi pada seorang anak. Menurut data yang dihimpun oleh National Child Traumatic Stress Network, 78 persen anak mengalami pengalaman traumatis sebelum menginjak usia 5 tahun. Miris ya, usia anak yang belum banyak mengerti tentang dunia justru harus mengalami pengalaman traumatis sebelum anak menginjak usia 5 tahun.

Jika berbicara tentang trauma, sebagian orang mungkin akan langsung berpikir tentang peristiwa mengerikan yang pernah dialami. Hal itu memang benar, tetapi peristiwa mengerikan tersebut tidak harus seperti terkunci di kamar mandi, terjebak di lift, diculik oleh orang asing, dan kejadian lainnya. Ada peristiwa yang bahkan terkesan sepele, tetapi pada kenyataannya tetap menimbulkan rasa trauma.

Di sini aku akan merujuk ke pembahasan yang lebih spesifik tentang trauma yang timbul dari lingkungan terdekat setiap orang, yaitu keluarga, dimana anak sering kali menjadi korban. Aku menulis tulisan ini berdasarkan apa yang kuketahui, pengamatanku dari cerita orang lain entah teman dekat atau dari media sosial, jadi jika ada kesalahan pembahasan bisa dikoreksi.

Langsung saja ke permasalahan pertama yang paling sering aku temui yaitu pertengkaran orang tua dalam keluarga. Seringkali orang tua bertengkar dalam keluarga, enggan berpisah karena alasan “demi anak”. Akan tetapi, orang tua tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya tersebut bisa saja menimbulkan trauma kepada anak yang menyaksikan pertengkaran orang tuanya hampir setiap hari.

Dalam pertengkaran orang tua, perkataan dan perbuatan negatif yang disaksikan si anak tidak akan begitu saja hilang dari ingatannya. Pada beberapa peristiwa, hal ini dapat terus diingat anak hingga ia dewasa. Bahkan dalam beberapa kasus yang aku baca di media sosial Instagram, banyak dari mereka yang tidak berkeinginan untuk berumah tangga atau menjalin ikatan dengan lawan jenis dikarenakan rasa trauma yang mereka alami saat kecil atau bahkan berlangsung hingga mereka remaja. Ada dari mereka yang takut saat menikah nanti akan diperlakukan kasar oleh pasangannya, ada yang takut diberi cacian setiap hari, dan banyak lagi ketakutan-ketakutan lainnya dari rasa trauma itu.

Hal kedua yang aku amati sering menimbulkan rasa trauma adalah perlakuan orang tua ke anak. Aku belum menjadi orang tua, jadi aku akan berbicara lebih banyak dari sudut pandangku sebagai anak. Terkadang orang tua bersikap keras dan penuh penekanan kepada anak mungkin dimaksudkan supaya si anak tersebut menjadi pribadi yang kuat, tidak cengeng, dapat bertahan di segala situasi, dan tahan banting. Namun, hal tersebut seringkali di luar prediksi mereka. Dalam beberapa kasus, anak bukannya tumbuh menjadi pribadi yang kuat, tetapi justru ia selalu merasa tertekan, tidak disayang, selalu disalahkan, dan perasaan negatif lainnya yang timbul pada diri anak. Inner child dalam diri mereka mungkin akan selalu mengingat kata-kata dan perlakuan keras atau bahkan kasar yang diberikan oleh orang tua.

Misalnya saja, orang tua menyalahkan anaknya atas apa yang dilakukan anaknya dengan menyebut anak itu “Bodoh” dan “Payah” atau mungkin memukul anaknya ketika anaknya berbuat kesalahan kecil. Percayalah, hal tersebut dapat membuat mental anak menjadi down. Mungkin beberapa anak dapat dengan mudah melupakan perkataan dan perbuatan negatif orang tua ke anak. Masalahnya ialah tidak semua orang seperti itu, banyak dari mereka yang terus mengingat perkataan dan perlakuan negatif itu hingga mereka dewasa, bahkan seumur hidup. Wah bisa sampai seumur hidup? Bukannya bisa dilupakan seiring berjalannya waktu? Memang benar, tetapi walaupun sudah mencoba melupakan rasa trauma tersebut, ketika ada hal yang menjadi pemicunya (mengingatkannya pada peristiwa traumatis itu) maka orang tersebut dapat mengingatnya kembali.

Dampak dari rasa trauma yang berlanjut hingga dewasa
Sumber Foto: https://www.steampoweredfamily.com/brains/the-impact-of-childhood-trauma/

Dari pembahasan di atas, bisa dipahami bukan bahwa peristiwa traumatis, apapun peristiwanya akan sangat berdampak pada si anak? Bukan hanya berdampak pada karakter si anak, bagaimana ia menempatkan diri dalam masyarakat, tetapi juga bisa berdampak ke kesehatan, baik kesehatan fisik, kesehatan emosional, dan juga kesehatan psikis. Ingat, pada beberapa masalah kesehatan psikis dapat menimbulkan kecenderungan untuk suicide, jadi jangan remehkan kesehatan psikis ini.

Seperti yang aku katakan di awal, trauma bisa terjadi pada siapa saja dan dimana saja, bahkan dalam keluarga kita. Ketika kalian pernah mengalami peristiwa traumatis yang tidak dapat dilupakan atau terus membekas hingga saat ini, coba konsultasikan ke psikolog atau psikiater supaya dampak dari rasa trauma tersebut tidak semakin parah. Jika memang ragu untuk berkonsultasi atau terhalang biaya konsultasi yang mahal, kalian bisa mencoba untuk mengajak inner child kalian berdamai dengan peristiwa tersebut (yang ini tips dari temanku). Yukk, teman-teman coba sembuhkan rasa trauma yang kalian miliki. Memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri atas peristiwa traumatis yang terjadi pada diri kalian. Semua orang berhak bahagia, hidup tanpa dibayang-bayangi peristiwa traumatis, dan tentunya hidup tenang :)

Duh kalo bahas tentang hal-hal seperti ini aku jadi semangat nulis, bahkan lebih semangat dari ketika aku mengerjakan skripsi hahaha. Nggak nyangka tulisan ini bakal menjadi cukup panjang. Awalnya aku cuma spontan menulisnya ketika mendapat ide, lalu entah bagaimana aku terbawa suasana sehingga makin semangat membahasnya hahaha. Minggu depan Insha Allah aku publish tulisan lain, udah kutulis sih cuma masih butuh beberapa revisi dari aku sendiri hehe. Akhir kata, terima kasih atas kesediaannya berkunjung ke blog yang baru bangkit dari mati surinya ini, selamat membaca!

Kamis, 27 Juli 2017

Curug Ciherang

Segarnya air di curug membuat kami tertarik untuk menjadikannya sebagai
destinasi wisata yang patut untuk dikunjungi. Bermain air dan berfoto
ria melepas penat akan aktivitas di ibukota yang tiada henti.

Haiiiiii semuanyaaaa.....
Seperti biasa, kalo lagi mood nulis gue bakal ngepost lebih dari satu postingan sekaligus haha. Kali ini gue bakal nyeritain pengalaman gue ke curug Ciherang yang berlokasi di daerah Jonggol, Jawa Barat.

Kamis, 4 Agustus 2016
Sumpahh ini pohonnya licin banget gue merosot mulu huft
Hari itu kami berencana berwisata ke curug Ciherang, ada salah satu dari kami namanya Ayu yang pengen banget ikut pergi tapi sayangnya dia ada kegiatan ospek di kampus. Ya udah tuh kami tunggu dia kelar, eh setelah zuhur gaada tanda-tanda dia ikut sampe akhirnya dia chat di grup bilang gabisa ikut karna susah kabur. Kami sempet kesel juga karna kami sengaja berangkat siang biar Ayu bisa ikut, tapi yaa mau gimana lagi Ayu wajib ikut rangkaian ospek itu. Akhirnya kami 12 orang berangkat, dengan tambahan satu teman diluar grup kami yang bernama Tama. Rute untuk menunju Jonggol cukup mudah, terlebih lagi titik keberangkatan kami yang bermula dari Cibubur sehingga lebih dekat untuk mencapai tujuan kami. Sebelumnya, tidak ada seorangpun dari kami yang pernah kesana, untungnya Rani bersedia menjadi pemandu dengan menggunakan google maps hehe.

Seger banget cuy airnya
Perjalanan kami kesana hanya memakan waktu yang sebentar. Meski sempat ada yang nyasar karna tertinggal jauh di belakang, perjalanan hari itu berlangsung lancar dan kami selamat sampai tujuan. Sesampainya disana, kami memarkirkan motor terlebih dahulu. Ketika hendak naik menuju lokasi curug, salah satu dari kami mengusulkan untuk shalat ashar terlebih dahulu baru setelahnya bisa bermain air di curug. Saat kami shalat ashar, waktu sudah menunjukan pukul 4 sore yang berarti kami hanya memiliki sedikit waktu untuk bermain air. Oiyaa gaess, untuk menuju curug itu diperlukan jalan menanjak yang lumayan membuat kaki pegel abiss setelah jalan menanjak dilanjutkan jalan mendatar yang cukup jauh sampai akhirnya kita harus melalui jalan bebatuan untuk turun menuju curug. Temen-temen gue terutama yang cewek banyak yang capek jalan kek gitu sampe akhirnya mereka ketinggalan di belakang wkwkk. Sebagai orang yang memiliki tenaga lebih, gue pun sampai duluan berbarengan dengan temen gue yang kuat jalan haha.


Baju basah kuyup tetep aja narsis haha
Selagi menunggu yang belum sampai, kami pun memutuskan untuk istirahat di bebatuan yang ada disana sembari makan dan minum serta tidak lupa berfoto ria haha. Setelah cukup beristirahat, kami pun langsung nyebur ke kolam yang ada disitu. Sumpahh airnya dinginn bangett wooiii ampe menggigil gue hahaha. Air yang dingin ini terasa seger banget dah dibanding air di Jakarta haha jelas lah yaa beda banget, sama lah dinginnya kek air di Puncak. Kami pun asyik bermain air dan berfoto hehe meski di air sekalipun tetep wajib foto yee. Meski kolam tersebut tidak dalam, hanya sebatas dengkul saja, namun dasar kolam yang licin dan penuh bebatuan mengharuskan kita untuk berhati-hati dalam melangkah. Tak jarang, beberapa dari kami hampir terjatoh atau terpeleset karna dasar kolam dan bebatuan yang licin itu, gue pun beberapa kali hampir jatoh ampe harus pegangan temen gue wkwkk. 




Narsis di rumah pohon
Setelah puas bermain air dan berfoto ria, kami memutuskan untuk pulang ke rumah. Sayangnya, karna udah jam 5 sore, kamar gantinya udah tutup hadehh.
Dengan kondisi basah kuyup abis maen air kami pun berjalan menuju tempat parkir, eh pas di deket rumah pohon gitu kami tergoda untuk foto-foto hehe udah basah kuyup masih ae narsis. Kami pun berfoto ria di tempat itu, hingga akhirnya waktu semakin sore dan kami tiba di parkiran pas banget hujan pun turun huahh. Udah basah kuyup belom ganti baju, hujan pula mana hampir maghrib. Saat hujan reda, kami segera menuju motor masing-masing dan cuss turun kebawah. Pas sampai di bawah, kami sempet bingung mau pulang lewat Jonggol atau Puncak. Kami nanya abang parkiran sih katanya lebih cepet lewat Jonggol kayak pas berangkat, cuma kami ngeri kalo lewat rute via Jonggol tuh katanya banyak begal gitu. Setelah terjadi perdebatan ringan, kami memutuskan untuk melalui jalur via Puncak, katanya sih nembusnya ga begitu jauh dari Cisarua. Pas kami mau berangkat, ada 2 orang yang kayaknya sih pacaran gitu bilang mau gabung sama kami, kami iya-in karna emang mending rame-rame gini jadi lebih aman kalo ada sesuatu yang ga terduga.

Muka-muka nahan kepeleset haha
Selama perjalanan ke arah Puncak, kami heran juga karna sepi banget jalannya. Bayangin aja niih, kanan itu dipenuhin pohon gitu macem hutan, kirinya itu tebing gitu yaa sebutlah jurang karna memang gaada jalanan turun kesana, langsung bener-bener tepian gitu. Udah gitu yaa gaada lampu jalan sama sekali gaess jalanan jadi gelap banget apalagi udah lewat maghrib, rumah penduduk pun jarang kami temui. Sinyal internet pun juga tidak terjangkau, ditambah jalanan yang penuh bebatuan pasir gitu alias belum beraspal, perjalanan kami menjadi sangat tidak nyaman. Lalu terjadilah musibah, ban motor milik Agan yang dikendarai oleh Ais bocor sehingga harus segera diperbaiki. Sialnya, lokasi tambal ban itu jauh dari posisi kami berada. Akhirnya, Ais pun pindah jadi gue make motor gue sementara Agan mengendarai motornya, yaa lebih aman begitu sih soalnya Ais kan genday tuh ntar malah nambah beban di bannya kalo dipaksain make motor Agan wkwkk. Setelah menempuh perjalanan di tempat antah berantah, kami menemukan tukang tambal ban. Setelah berhasil diperbaiki, kami melanjutkan perjalanan hingga akhirnya terjadilah musibah kedua dimana ban motor Salim juga bocor hadehh. Kami nekat melanjutkan perjalanan karna gak memungkinkan kami balik ke lokasi tambal ban sebelumnya. Hari semakin malam lalu samar-samar terlihatlah jutaan kilauan lampu yang gue yakini itu lampu-lampu rumah di daerah Puncak.

Pemandangannya bagus euy
Bahagianya bukan main pas nemu sebuah daerah yang dipenuhi lampu, serasa abis keluar dari hutan haha memang iya sih kami abis ngelewatin daerah deket hutan yang ga terdapat lampu jalan sama sekali. Sampai di daerah tersebut, kami singgah sebentar di bengkel untuk memperbaiki motor Salim, sedangkan pasangan yang bergabung bersama kami memutuskan untuk lebih dulu pergi. Jadi merasa bersalah sama mereka karna bikin mereka jadi nyasar jauh haha. Kami gatau udah sampe mana, gue pun ngeliat sekitar dan gue SHOCKK!!! Sumpahh yaa kalian harus tau, gue sm temen-temen gue tadinya ada di Jonggol, begitu jalan lewat rute yang kami yakini bakal nembus Puncak ternyata melesett woii!!! Kami ternyata ada di Cipanas, it means lebih jauh dari Puncak!!! Saat itu waktu udah jam setengah 8 malam jadi ga mungkin kalo kami balik ke Jakarta karna bakal sampai rumah tengah malam. Kami bener-bener panik, hampir memutuskan untuk numpang tidur di masjid attawun. Di tengah kepanikan itu, temen gue yang namanya Salim seolah menjadi penyelamat diantara kami #hueks# ... yaa dia bilang kalo villa keluarganya dia mungkin bisa ditumpangi untuk kami menginap. Kami pun segera menghubungi keluarga untuk ngabarin kalo kami bakal nginep malam itu. Gue nelfon bokap gue, sangat mudah untuk izin karna ga sampe semenit nelfon gue langsung dibolehin setelah ngasih tau posisi dimana, sama siapa aja, dan nginep dimana haha. Setelah berizin ria, kami memutuskan untuk segera menuju villa milik om-nya Salim.

Siluman dugong niiih alias ais hahahah
Hawa di Puncak sangatt sangatttt dingin apalagi pas lewat Puncak Pass, ditambah baju kami yang setengah basah jadi dinginnya lebih terasa. Saat kami melewati Puncak Pass itu sekitar jam 8 malam, kami sampai di Cisarua atau tepatnya daerah taman safari itu sekitar jam setengah 9 malam. Salim yang notabene-nya buta arah pun bingung villa-nya itu ada dimana, dia pun nelfon nyokapnya, dari situ kami mengetahui patokan jalan masuk menuju villa tersebut yaitu Ekaria resto. Kami memutuskan untuk menuju arah megamendung, sekitaran cimory riverside. Sampai disana, kami masih tidak menemukan patokan tersebut. Salim bilang lokasinya diatas cimory riverside jadi beberapa dari kami mencari ke atas lagi arah taman safari dan beberapa dari kami mencari ke arah bawah. Di tengah pencarian kami, Rani menghubungi kami yang mencari ke atas dan mengatakan bahwa mereka sudah menemukan patokan jalan menuju villa tersebut. Kalian tau? ternyata lokasinya itu ada di bawah cimory riverside :) jauh banget kan dari taman safari sehingga kami merutuki Salim yang buta arah dan justru memberi info yang salah tersebut huahh. Kami pun tiba di dekat Ekaria resto lalu menyusuri jalan di sampingnya yang membawa kami menuju villa. Saat itu udah jam 10 malam.

Ciway ciway tangguh nih kaga panik meski nyasar haha
Setibanya di depan villa, batin gue "busett ni villa gelap bangett kek angker gimana gitu." Setelah meminta kunci dan membuka pintu gerbangnya, kami masuk dan menaruh motor di garasi. Akibat sudah terlalu lelah kami langsung selonjoran di sofa yang ada di villa itu haha capekk cuy. Kami memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu dengan memakan mie instan baru setelahnya kami istirahat. Saat pagi tiba, seperti biasa suara gue di pagi hari jadi serek ga jelas hingga pas shalat subuh pun suara gue kek kodok kejepit huhu poor me. Kami memutuskan untuk ke teras belakang dan menikmati hawa sejuk khas Puncak. Setelah itu, kami sarapan nasi goreng yang dimasak oleh pesuruh di villa itu. Perut kenyang hatipun senang saatnya berfoto ria hahaha dimanapun kapanpun foto itu wajib yee. Kami memilih untuk berfoto di teras belakang karna cahayanya paling bagus disitu haha. Setelah berfoto ria dan berkemas, kami pun pamit sama pesuruh villa tersebut dan pulang menuju Cibubur. Saat itu waktu masih menunjukan pukul setengah 10 pagi, tapi yang cowok ngejar waktu untuk shalat jumat di Cibubur sehingga kami bergegas pulang dan memilih rute melewati Rainbow Hills. Perjalanan pulang terasa begitu cepat, kami sampai di Cibubur atau tepatnya rumah Rani jam 12 kurang. Sampai di rumah, gue langsung merebahkan diri di kasur saking capeknya huft bener-bener melelahkan pantat rasanya gepeng saking lamanya duduk di motor dan kaki pegel-pegel haha. Dari seluruh petualangan kami, yang paling berkesan itu jalan-jalan ke curug Ciherang ini karna banyak kejadian tak terduga yang kami alami haha.

Thanks kalian yang udah baca postingan ini hehe acak adul banget yaa gue nulisnya.. info-info terkait biaya dan rute perjalanan menyusul yaaa :)

Foto-foto lainnya
Liat apaan niih kompak bener
                            Maul & Rani lagi main pesawat-pesawatan keknya wkwkkwk                            
Muka-muka belom mandi haha yang penting foto yee

Wisata Alam Mangrove

Wisata Alam Mangrove yang terletak di daerah Pantai Indah Kapuk menjadi
daya tarik tersendiri bagi warga Jakarta yang ingin menghabiskan liburan
mereka di Jakarta tanpa perlu mengeluarkan biaya banyak.

Haiiii semuaaaa....
Hari ini gue bakal publish tulisan yang kejadiannya tepat 1 tahun lalu. Kali ini gue akan bercerita tentang petualangan gue sama temen-temen gue di Hutan Mangrove.

Rabu, 27 Juli 2016
Foto bareng (1)
Hari itu, gue sama temen-temen gue memutuskan untuk jalan-jalan ke Hutan Mangrove yang berlokasi di Jakarta Utara, tepatnya di daerah Pantai Indah Kapuk. Biasanya kami selalu memilih menggunakan sepeda motor sebagai transportasi pilihan kami untuk bepergian, tapi kali ini kami memilih menggunakan bus Transjakarta (TJ) untuk membawa kami ke lokasi tujuan. Kami memutuskan untuk berkumpul di Halte Flyover Raya Bogor, daerah Pasar Rebo. Gue sampai halte jam 7 pagi karena kami memang janjian jam segitu. Sampai sana, baru Dea doang yang udah datang, sedangkan yang lain baru pada sampai jam 8, bahkan Salim dan Mutia baru sampai jam 9 ckck parahh banget dah si Salim ngaretnya minta ditampol.

Foto bareng (2)
Selama kami jalan-jalan ke berbagai tempat, ini pertama kalinya kami naik TJ bareng wkwkk sumpahh yaa di dalam TJ kami nggak bisa diam, ngobrol mulu terus bercanda ketawa-tawa sampe keras banget, gimana gak berisik yaa ada 13 orang di rombongan kami. Mbak-mbak petugas TJ beberapa kali menegur kami karena terlalu berisik huhu maaf yaa mbak, rombongan kami kayak toa semua ini mulutnya. Disarankan untuk teman-teman yang bepergian menggunakan TJ, jangan seperti kami yaa terlalu berisik hingga mengganggu kenyamanan penumpang lain. Setelah beberapa kali transit, akhirnya kami sampai di Halte Monas. Nah dari halte ini kami hanya perlu menunggu TJ rute Monas - PIK yang jarang banget lewat sampai jamuran nunggunya *maaf lebay. Sebagai pemandu mereka #halahh# gue pun setia menanti di depan jalur masuk TJ dan memperhatikan setiap TJ yang lewat Halte Monas tersebut, menanti TJ aja setia apalagi menanti jodoh, dih alay. Setelah penantian panjang, bus yang kami nantikan pun tiba, senangnya lihat TJ yang dinanti tiba tuh serasa lihat bias ada di depan kita haha apa sih chi.

Berfoto ria di pelataran musholla leh uga wkwk
TJ dengan rute Monas - PIK ini jalurnya hampir sama kayak TJ arah Pluit, tapi gue agak lupa halte apa aja yang disinggahi sama TJ ini. Total waktu perjalanan kami dari Pasar Rebo sampai PIK itu sekitar 3 jam. Kami sampai di tujuan benar-benar jam 12 siang, mungkin karena perlu beberapa kali transit juga nunggu TJ datang jadi lama gitu deh. Setelah perjalanan dengan waktu yang lama itu kami pun sampai di depan Sekolah Tzu Chi. Dari situ kami harus berjalan ke arah belakang Sekolah Tzu Chi itu sampai akhirnya di ujung jalan kami belok kanan hingga menemukan pintu masuk ke Hutan Mangrove. Setelah membayar tiket masuk, kami memutuskan untuk salat terlebih dahulu dan istirahat sejenak di pelataran musholla. Sembari istirahat, kami pun berfoto ria di pelataran tersebut wkwkk sumpah deh bagus banget foto di situ. Setelah merasa cukup beristirahat dan makanan yang kami bawa sudah habis, kami pun melanjutkan perjalanan ke area yang dipenuhi oleh mangrove.


Muka-muka polos gue, Dea, Ais
Jujur aja di sini tuh banyak spot yang bagus untuk foto, bagus dah kalo mengabadikan momen di sini pakai hp kalian, asal bukan memakai kamera DSLR dan semacamnya aja sih, dilarang berfoto menggunakan kamera. Kami nggak bisa menahan diri dari godaan berfoto, dikit-dikit berhenti jalan hanya untuk berfoto ria wkwkk capek juga sih kalau cuma jalan terus, jadi mending jalan sembari berfoto hehe. Kami asyik foto-foto selama di sana hingga foto kami pada hari itu mencapai lebih dari 500 foto haha narsis banget yee. Dari sekian banyak spot foto yang ada, yang paling gue suka itu spot foto di jembatan gantung yang gue jadiin cover foto tulisan ini hehe. Sekilas mengenai jembatan gantung tersebut, ada jumlah maksimum yang harus ditaati oleh pengunjung yang ingin berfoto di jembatan tersebut yaitu sebanyak 5 orang. Untungnya pas kami ke sana, suasana nggak begitu rame yaa justru cenderung sepi mungkin karna weekdays anak sekolah pada masuk & karyawan pada bekerja jadi nggak banyak yang berkunjung ke sana. Berkat suasana yang nggak begitu banyak orang, kami bisa puas foto berkali-kali sembari mencari angle foto yang bagus wkwk.

Terik banget kan tuh sinar matahari terlihat jelas menyinari
dunia
Kami menyusuri area mangrove tersebut sampai jam 3 sore. Setelah beristirahat di salah satu kedai makan di sana, kami pun melanjutkan jalan kaki sampai ke depan Sekolah Tzu Chi. Kami menunggu TJ cukup lama di depan sekolah tersebut bahkan kami hampir memutuskan untuk memesan uber. Saat kami ingin memesan uber, TJ yang kami tunggu pun akhirnya tiba sehingga kami segera naik dan duduk di kursi yang kosong. Selama di TJ, gue yang udah capek banget pun memutuskan untuk tidur. Sialnya, gue tidur nggak pakai masker jadi temen gue ngefotoin muka tidur gue yang nggak banget untuk diliat huft aib aib dah tuh foto, mana fotonya banyak. Perjalanan pulang hari itu pun juga memakan waktu hingga 3 jam sampai Pasar Rebo. 

Oiyaa readers, gue saranin nih kalau berkunjung ke sini siang hari itu kalian pakai sunblock terlebih dahulu yaa karena sinar matahari di sini terik banget serasa terbakar nih kulit haha. Akhir kata, terima kasih udah berkenan baca blog gue :)

Sekedar Informasi
Biaya
HTM Wisata Alam Mangrove : Rp 25.000
Tiket TJ : Rp 3.500 (bayarnya pakai kartu e-money dan sebagainya yaa)

Rute Busway dari Pasar Rebo ke PIK
Halte Flyover Raya Bogor - Kampung Melayu - Monas - PIK

Informasi Tambahan
Di area Wisata Alam Mangrove tidak diperbolehkan membawa dan menggunakan kamera (digital, DSLR, mirrorless, gopro), karena biasanya kawasan ini dijadikan lokasi untuk pre wedding, jadi kalo mau menggunakan kamera gitu harus bayar 1 juta kalo nggak salah.

Foto-foto lainnya
Mampus lo is susah diri wkwkwk

Katanya sih ada pantai tapi cuma kayak ginian yang ada :(

Bego emang si Ais bisa turun kaga bisa naik hahaha
Ciway ciway

Selasa, 18 Juli 2017

Kebun Raya Cibodas

Cara terbaik untuk menghilangkan penat akan kondisi ibukota yang macet
dan penuh polusi adalah dengan berlibur di kawasan Puncak. Disinilah
kita dapat menikmati indahnya alam sekitar dan sejuknya udara.
Haiii readers!!!.... 
Maaf banget nih gue tadinya mau ngepost sekitar bulan April atau Mei tahun lalu, tapi gue busy (halah sok banget), terus juga bulan Mei tahun lalu gue lagi fokus belajar untuk sbmptn jadi gak ada waktu untuk nulis (padahal mah belajar juga kagak bener). Jadi, sekarang gue mau nulis lagi yaaa gak jauh-jauh dari my crazy friends di Nomaden hahaha.

Jadii, gue sama temen-temen gue itu ngerencanain mau jalan abis UN, setelah memikirkan berbagai destinasi wisata yang memungkinkan untuk kita kunjungi. Akhirnya, pilihan kita jatuh kepada Kebun Raya Cibodas yang ada di daerah Cipanas, Bogor. Seperti biasa, kita kalo jalan gitu sukanya naik motor soalnya lebih terasa feel petualangannya haha. Tapi, karena  jumlah cowoknya lebih dikit dibanding cewek jadi gak semuanya bisa ikut. Ya udahlah akhirnya gue, Ayu, Rani, Farel, Salim, Ais, Agan, Aan yang danta(jelas) ikut. Meskipun malem sebelumnya gue kesel karena hampir gak jadi berangkat, tapi akhirnya kita jadi juga dan gue nyoba untuk gak ngungkit masalah sebelumnya ehh malah temen-temen gue yang ngungkit lagi -_- .

Kita janjian jam 8 di rumah rani, temen-temen gue pada ngarett huh ngatain gue ngaret sendirinya juga pada ngaret :P. Akhirnya kita berangkat sekitar jam 9 lebih (gara-gara Salim ngaret parah), padahal perjalanan dari Cibubur kesana lumayan lama dan jauh eh malah pake ngaret segala -_-.

Indahnya panorama di Rainbow Hills.
Untuk sampai ke Cibodas kita harus ngelewatin daerah Puncak, Bogor, nah untuk sampai ke daerah Puncak kita lewat Sentul atau tepatnya Bukit Pelangi, nama kerennya Rainbow Hills. Di Bukit Pelangi ini jalanannya so woww amazing haha menanjak gitu terus juga ada beberapa jalan yang berlubang jadi harus pinter-pinter ngehindar, jangan kayak Ais yang jalan berlobang pun diterobos sama dia wkwkwk kasian Aan dibonceng Ais. Oiya seperti biasa gue dibonceng sama Agan yg sering diledek sama yg lain "pak, anaknya kls berapa?" eh diladenin agan "masih tk" anjiiirr lah gue dibilang masih tk. FYI, pemandangan di Bukit Pelangi ini baguuuss bangettt, apalagi kalo sore gitu bisa ngeliat sunset, indahnyaaa J melebihi indahnya orang yang kita suka *eh.

Warung makan sekaligus tempat peristirahatan yang 
sederhana, namun mampu memulihkan tenaga sehabis 
menempuh perjalanan jauh untuk sampai di Cibodas.
Oiya, karna Cibodas itu udah deket ama Cipanas jadi kita harus lewatin Puncak Pass dulu, sekitar jam 12-an kita sampai di Masjid Attawun yang sering dijadikan lokasi peristirahatan orang-orang yg mau ke arah Bandung dsb. Kita singgah kesana untuk shalat zuhur sekalian istirahatin pantat yg gepeng serta kaki yg pegel parah. Nah abis dari situ, jam 1-an kita ngelanjutin perjalanan ke Cibodas dan asal kalian tau kalo naik motor udara di Puncak lebih kerasa banget dinginnya sumpahh dah apalagi pas lewat Puncak Pass behh dingin parah padahal masih siang. Kita sampe sekitar jam 2, terus pada makan dulu tuh di semacem warung yg bisa juga untuk istirahat, sumpahh yaa porsi nasi goreng di warung itu banyakkk bgt ampe kagak abis gue. Abis makan kita jalan ke arah curug yg ada di kawasan Gunung Gede Pangrango dan sampai sana ternyata gabisa lanjut keatas karna udh mau ditutup. Yaudah tuh akhirnya kita masuk ke Cibodas trs gue nyaranin untuk pergi ke semacem kali alami gitu daripada bingung gaada tujuan pasti. Sampai sana shalat ashar dulu tuh baru dah maen air foto-foto wkwkwkk.

 Wajah-wajah riang gembira bermain air di sungai alami.
Sumpah yaa gue seneng banget maen air disini wkwkk airnya dingin banget seger udah gitu bersih juga jernih banget dah. Sekitar 1 jam kita maen air dan berfoto ria sampe akhirnya kita memutuskan untuk pulang. Kita balik dari Cibodas itu jam 5 sore, sumpahh dingin banget jam segitu apalagi pas lewat Puncak Pass. Oiya kita mampir ke cimory riverside beli minum ama cemilan doang wkwkwkk terus shalat maghrib di deket situ. Nah kita balik lewat Bukit Pelangi tuh udah malem sekitar jam 7 gitu. Sepii banget udah gitu gelap lagi, mana mau ujan banyak petir di sepanjang jalan gue ngadep bawah mulu takut banget tau-tau muncul penampakan depan gue wkwkwkk lebay banget. Pas pulang udah lewatin Bukit Pelangi eh ujan jadi kita neduh dulu make jas ujan, begonya si ayu kagak bawa jas ujan-__- untung rani mau minjemin jas ujannya dan dia make jaket yg bahan kedap air gitu. Terus kita sampe rumah rani jam 9-an, seperti biasa gue bawa motor sendiri dari rumah rani ke rumah gue dan nyampe jam setengah 10-an hehe.

Detik-detik sendal gue hanyut terseret aliran air :( orang 
yang duduk denganposisi seperti dugong inilah yang 
menyelamatkan sendal gue :) thanks is
Oiyaa pas lagi asyik foto-foto ada kejadian lucu sekaligus memalukan bagi gue :) Jadi kan gue lagi mau foto-foto sama Ayu, tangan kanan gue megang tongsis sementara yang kiri megang sendal gue, karena jalanan di air gitu agak licin, gue naroh sendal gue di atas batu dan begonya gue ga merhatiin kalo letak sendal gue itu gampang keseret air sampe akhirnya temen gue ngasih tau kalo sendal gue keseret air. Gue udah panik tuh langsung lari ke arah sungai di bawah tapi ngeri juga banyak batu gitu, untungnya yaa temen gue Ais gercep tuh langsung ngambil sendal gue yang kesangkut di bebatuan dan ngasih tuh sendal ke gue. Pesan dari kejadian yang gue alami ini, bagi kalian yang ingin bermain air di sungai, jangan teledor dengan menaruh sendal di tempat yang mudah terseret air sungai karena kalo sendalnya gak nyangkut ke bebatuan, bisa dipastikan hanyut ampe ujung sungai :).

Yang ini juga masih berantakan banget nih, kalo lagi mood ntar gue rapihin.

Foto-foto selama di Cibodas bisa dilihat di bawah ini :) info mengenai biaya dan rute menuju Cibodas menyusul yaa hehe

Ekspresi gue yang rada ngeri ngejumplang ke belakang wkwkk
Gagal ke curug, yaudahlah yaa kita foto-foto aja :)
Abadikan setiap moment berhargamu dengan berfoto ria hahahah